Tuesday, November 15, 2016

Laporan Praktikum Akustik Reverberation Time

Laporan ini membahas tentang Reverberation Time atau waktu dengung. Waktu dengung adalah waktu yang diperlukan tekanan suara dalam ruang untuk meluruh sebesar 1/1000 dari tekanan suara mula-mula, atau tingkat tekanan suaranya berkurang sebesar 60 dB sejak sumber suara dihentikan hingga tidak terdengar lagi. Ada dua jenis parameter akustik ruang parameter yang bersifat temporal monoaural yang bisa dirasakan dengan  menggunakan  satu  telinga  saja  (atau  diukur  dengan  menggunakan  single microphone) dan parameter yang bersifat binaural yang hanya bisa dideteksi dengan dua telinga secara simultan (atau diukur menggunakan dua microphone secara simultan). Adapun pada praktikum P3 kali ini, kami melakukan percobaan untuk mengukur reverberation time pada ruang kelas P103 di jurusan Teknik Fisika, dengan menggunakan alat antara lain SLM, petasan, tripod, laptop dan software real time analyzer, nantinya akan dibuat simulasi dengan menggunakan software sketchup dan ease.










iii
 

ABSTRACT

This report discusses the Reverberation Time. Reverberation time is the time it takes the sound pressure in space to decay by 1/1000 of the early sound pressure , or sound pressure level is reduced by 60 dB from the sound source is stopped until no longer heard. There are two types of acoustic parameters parameter space temporal monoaural that can be felt by using one ear only ( or measured using a single microphone ) and the parameters that are binaural that can only be detected with two ears simultaneously ( or measured using two microphones simultaneously ) , As for the practical P3 this time , we conducted an experiment to measure the reverberation time in classrooms P103 in the Department of Engineering Physics , using the tools they are SLM , firecrackers , tripod, laptop and software real time analyzer , will be made simulations using software SketchUp and ease.











iiii
 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Resmi Akustik P3 mengenai Reverberation Time pada Ruangan.
Reverberation Time merupakan pengukuran dibidang akustik yang sangat bermanfaat. Dengan adanya perhitungan RT kita dapat mengetahui nilai-nilai RT yang ideal untuk tiap-tiap jenis ruang. Sehingga dengan adanya praktikum Reverberation Time pada Ruangan ini diharapkan dapat mengetahui dan juga memperbaiki kondisi ruangan tersebut dengan simulasi software Sketch Up dan Ease.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ;
1.     Dosen pengajar mata kuliah Akustik Bapak Wiratno A. Asmoro
2.     Asisten Praktikum Akustik
3.     Teman-teman Teknik Fisika 2014 yang telah membantu
Akhir kata, semoga Laporan Resmi Akustik P3 ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Serta penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan susunan laporan yang lebih baik.
Surabaya, 16 Nopember 2015




Penulis

 

iiv

 

DAFTAR ISI

iv



ivi

 

DAFTAR TABEL


DAFTAR GAMBAR














ivii
 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1          Latar Belakang

Ruangan memiliki beberapa karakteristik, salah satu nya akustik ruang. Akustik ruang adalah bentuk atau geometri ruangan yang mempengaruhi distribusi suara di ruangan tersebut. Setiap ruangan memiliki karakter akustik ruang yang berbeda-beda, tergantung pada kegunaan ruangan tersebut. Untuk menyesuaikannya, suatu ruangan dapat dikondisikan dengan mengoptimalkan geometri ruangan. Apabila masih kurang optimal, ruangan tersebut dapat ditambahkan material-material yang mempengaruhi distribusi suara.
Dalam mendesain suatu ruangan diperlukan perencanaan yang tepat agar aspek sipil, estetika dan kenyamanan ruangan tersebut tercapai. Aspek kenyamanan tersebut meliputi kenyamanan termal/suhu ruangan maupun akustik ataupun perambatan suara yang terjadi di dalam ruangan tersebut. Dalam hal ini kenyamanan akutik haru memenuhi kriteria-kriteria yang sudah memenuhi standar. Salah satu parameter akustik yang mempengaruhi aspek kenyamanan tersebut adalah waktu dengung (Reverberation Time). Oleh karena itu, kami melakukan praktikum untuk mengukur reverberation time pada salah satu ruang kelas di jurusan Teknik Fisika.

1.2          Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum ini antara lain :
a)       Bagaimana perbandingan hasil pengukuran reverberation time dengan standar yang ada?
b)       Bagaimana cara melakukan perbaikan hasil pengukuran melalui simulasi?

1.3          Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini antara lain :
a.       Mampu membandingkan hasil pengukuran reverberation  time dengan standar yang ada
b.      
I1
Mampu melakukan perbaikan hasil pengukuran dengan simulasi.

1.4          Sistematika Laporan

Pada laporan praktikum ini berisi lima bab yakni pendahuluan, dasar teori, metodologi percobaan, analisa data dan pembahasan, dan penutup. Pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sistematika penulisan. Dasar teori meliputi tinjauan pustaka tentang waktu dengung atau reverberation time, parameter akustik dan kriteria akustik. Metodologi percobaan meliputi alat dan bahan yang dibutuhkan selama percobaan serta prosedur pelaksanaan praktikum. Analisa data dan pembahasan berisi data hasil percobaan dan analisa praktikan mengenai data hasil percobaan tersebut serta masalah-masalah yang praktikan temui dalam melakukan praktikum. Bagian penutup berisi kesimpulan mengenai praktikum dan saran untuk praktikum selanjutnya.














I2
 











“Halaman ini sengaja dikosongkan”











BAB II

DASAR TEORI

2.1          Waktu Dengung (Reverberation Time)

Waktu dengung yaitu waktu yang diperlukan tekanan suara dalam ruang untuk meluruh sebesar 1/1000 dari tekanan suara mula-mula, atau tingkat tekanan suaranya berkurang sebesar 60 dB sejak sumber suara dihentikan hingga tidak terdengar lagi.
Jika volume ruangan semakin besar, maka waktu dengungnya juga semakin besar. Dan jika bahan material dari bangunan itu memiliki koefisien dan luasan yang lebih besar, maka waktu dengung yang didapat semakin kecil. Parameter waktu dengung (RT) auditorium berbeda beda tergantung penggunaannya. RT yang terlalu pendek akan menyebabkan ruangan terasa mati, sebaliknya RT yang panjang akan memberi suasana hidup pada ruangan.
RT untuk jenis speech auditorium disarankan berada pada 0.60-1.20 detik sedangkan untuk auditorium musik disarankan berada pada 1.00-1.70 detik (Egan, 1976:154). Ruangan yang keseluruhan permukaan dalamnya bersifat menyerap energi suara (RT sangat  pendek)  disebut   ruang  anti  dengung  sedangkan   ruang   yang  keseluruhan permukaan dalamnya bersifat memantulkan suara (RT sangat panjang) disebut ruang dengung (reverberation chamber).

I4
Gambar 2.1 Reverberation pada ruang
Untuk menghitung waktu dengung dengan menggunakan metode Sabine yang ditunjukkan pada persamaan berikut, dimana V adalah volume ruang, S adalah luas permukaan tertutup, dan α adalah koefisien absorbsi dari material penutup.
RT60 = 0.161V/Sα
Metode respon impuls dilakukan untuk mengetahui respon ruangan setelah diberi sumber suara impuls. Sumber suara yang dipakai untuk membangkitkan sebuah ruang haruslah memiliki energi yang cukup di sepanjang spektrum suara hingga levelnya di atas noise untuk memberikan akurasi yang dibutuhkan. Contoh dari sumber bunyi impuls adalah lecutan api listrik yang kuat, suara pistol, dan suara balon meletus.

2.2          Parameter Akustik

Parameter yang biasa digunakan dalam ruang tertutup secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu parameter yang bersifat temporal monoaural yang bisa dirasakandengan  menggunakan  satu  telinga  saja  (atau  diukur  dengan  menggunakan  single microphone) dan parameter yang bersifat binaural yang hanya bisa dideteksi dengan dua telinga secara simultan (atau diukur menggunakan dua microphone secara simultan).
Waktu dengung (Reverberation Time) merupakan parameter akustik yang paling awal digunakan dan masih merupakan parameter yang paling populer dalam desain ruangan tertutup. Parameter lainnya yang digunakan dalam desain akustik ruang yaitu SPL (distribusi tingkat tekanan suara), D50 (kejelasan suara ucapan), C80 (kejernihan suara musik), G (kekuatan sumber  suara),  ED(Early Decay Time), Tx  (waktu  dengung ruangan), ITDG (waktu tunda pantulan awal, intimacy), IACC (Inter-Aural Cross Correlation), dan LEF (Lateral Energy Fraction).
I5
Clarity (C80) merupakan parameter untuk mengukur tingkat kejernihan suara yang dipersepsi  oleh  pendengar  dalam  ruangan.  C80  biasanya  digunakan  untuk  musik sedangkan untuk speech digunakan parameter C50 atau intelligebility.

Parameter ini merupakan parameter pengukuran tingkat kejernihan pada ruang konferensi atau ruang kelas. Intimacy merupakan parameter yang ditunjukkan dengan perbedaan waktu datang suara langsung dengan pantulan awal pada setiap titik pendengar dan dinyatakan dalam Initial Time Delay Gap (ITDG)
Gambar 2.2 Reaksi permukaan terhadap gelombang suara

2.3           Kriteria Akustik

Untuk mendapatkan ruangan yang baik secara akustik, ada beberapa kriteria akustik yang harus diperhatikan. Kriteria akustik tersebut meliputi:
Ø 
I6
Liveness:  Kriteria  ini  berkaitan  dengan  persepsi  subjektif  pengguna  ruangan terhadap  waktu  dengun(Reverberation  Time)  yang  dimiliki  oleh  ruangan. Ruangan yang live, biasanya berkaitan dengan waktu dengung yang panjang, dan ruangan yang death berkaitan dengan waktu dengung yang pendek. Panjang pendeknya waktu dengung yang diperlukan untuk sebuah ruangan, tentu saja akan bergantung pada fungsi ruangan tersebut. Ruang untuk konser symphony misalnya, memerlukan waktu dengung 1.7-2.2 detik, sedangkan untuk ruang percakapan antara 0.7-1 detik.
Ø  Intimacy: Kriteria ini menunjukkan persepsi seberapa intim kita mendengar suara yang dibunyikan dalam ruangan tersebut. secara objektif, kriteria ini berkaitan dengan waktu tunda (beda waktu) datangnya suara langsung dengan suara pantulan awal yang datang ke suatu posisi pendengar dalam ruangan. Makin pendek waktu tunda ini, makin intim medan suara didengar oleh pendengar. Beberapa penelitian menunjukkan harga waktu tunda yang disarankan adalah antara 15-35 ms.
Ø  Fullness  vs  Clarity:  Kriteria  ini  menunjukkan  jumlah  refleksi  suara  (energi pantulan)  dibandingkan  dengan  energi  suara  langsung  yang  dikandung  dalam energi suara yang didengar oleh pendengar yang berada dalam ruangan tersebut. Kedua kriteria bersangkutan satu sama lain. Bila perbandingan energi pantulan terhadap energi suara langsung besar, maka medan suara akan terdengar penuh (full). Akan tetapi, bila melewati rasio tertentu, maka kejernihan informasi yang dibawa suara  tersebut  akan  terganggu.  Dalam  kasus  ruangan  digunakan  untuk kegiatan bermusik, kriteria C80 menunjukkan hal ini. (D50 untuk speeh).
Ø  Warmth  vs  Brilliance:  Kedua  kriteria  ini  ditunjukkan  oleh  spektrum  waktu dengung  ruangan.  Apabila  waktu  dengung  ruangan  pada  frekuensi-frekuensi rendah lebih besar daripada frekuensi mid-high, maka ruangan akan lebih terasa hangat (warmth). Waktu dengung yang lebih tinggi di daerah frekuensi rendah biasanya lebih disarankan untuk ruangan yang digunakan untuk kegiatan bermusik. Untuk ruangan yang digunakan untuk aktivitas speech, lebih disarankan waktu dengung yang flat untuk frekuensi rendah-mid-tinggi.
Ø 
I7
Texture: Kriteria ini menunjukkan seberapa banyak pantulan yang diterima oleh pendengar dalam waktu-waktu awal (<60 ms) menerima sinyal suara. Bila ada paling tidak 5 (lima) pantulan terkandung dalam impuls respon di awal 60 ms, maka ruangan tersebut dikategorikan memiliki tekstur yang baik.
Ø  Blend and ensemble: Kriteria Blend menunjukkan bagaimana kondisi mendengar yang dirasakan di area pendengar. Bila seluruh sumber suara yang dibunyikan di ruangan tersebut tercampur dengan  baik  (dan dapat dinikmati tentunya), maka kondisi mendengar di ruangan tersebut dikatakan baik. Hal ini berkaitan dengan kriteria bagaimana suara di area panggung diramu (ensemble). Contoh, apabila ruangan digunakan untuk konser musi symphony, maka pemain di panggung harus bisa mendengar (ensemble) dan pendengar di area pendengar juga harus bisa mendengar (blend) keseluruhan (instrumen) symphony yang dimainkan.












I8
 

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN
Pada bab ini menjelaskan tahapan yang dilakukan dalam paktikum. Berikut ini penjelasan mengenai praktikum yang telah dilakukan, antara lain :

3.1          Alat dan Bahan

Dalam praktikum kali ini, alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
a.       Meteran
b.       Petasan
c.        Microphone / Sound Level Meter
d.       Laptop yang sudah terinstall Real Time Analyzer

3.2          Langkah-langkah Percobaan

Adapun langkah-langkah dalam melakukan percobaan ini antara lain :
·         Langkah pengambilan data
1.       SLM disambungkan ke laptop yang sudah terinstall dengan Real Time Analyzer
2.       Petasan diletakkan ditengah ruangan pada ketinggian 1,5 meter dari tanah
3.       Sound Level Meter diarahkan sejajar dengan petasan dengan jarak 2 meter dari petasan
4.       Data direcord  pada saat petasan akan meledak hingga selesai meledak
5.       File data disimpan sebagai data excel di laptop
6.       Langkah 4 dan 5 diulangi sebanyak 3 kali
·         Langkah simulasi
1.      
I10
Software sketchup dibuka

2.       Shape dipilih sesuai yang dinginkan lalu drag ke bidang gambar
3.      
I11
Untuk membuat bidang 3-D maka            dipilih lalu drag  pada objek yang sudah digambar
4.       Windows layer dipilih lalu tambahkan material sesuai yang diinginkan
5.       Kemudian, permukaan yang akan diberi material diklik dan pilih material yang telah ditentukan. Langkah tersebut diulangi hingga seluruh permukaan
6.       Disimpan dengan save as type “Sketchup Version 7 (*.skp)
7.       Software ease dibuka
8.       Pilih file import/export
9.      
I12
Maka akan muncul lembar kerja Easemix, Tools diklik, kemudian import DXF/SKP diklik lalu klik yes
10.    Setelah muncul dialog seperti berikut ini, maka file dengan format SKP yang telah disimpan dibuka, lalu klik OK
11.   
I13
Muncul Easemix untuk memilih material, klik layer, material dipilih yang sesuai assign for list, begitu seterusnya hingga semua layer OK
12.    File disimpan dalam format (*.frd), dan file tersebut dibuka lagi dari ease dengan klik file open project maka akan ditampilkan gambar seperti berikut
13.   
I14
Edit Room RT dipilih kemudian recompute dipilih, Roomrt sabine recompute apply ok
14.    View Room RT agar hasil RT dapat dilihat
15.    Didapatkan analisa hasil RT dari simulasi

 


I15
 



BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1          Analisa Data

4.1.1       Hasil Percobaan Reverberation Time

Percobaan ini adalah mengenai Reverberation Time pada ruangan P-103. Dari percobaan tersebut, didapatkan hasil seperti pada tabel berikut :
I17
Tabel 4.1 Nilai waktu peluruhan
Waktu
TTB
Besar Peluruhan
110
75,53
0
110
75,53
0,035714
110
75,28
0,071429
110
75,14
0,107143
110
75
0,142857
110
74,91
0,178571
110
74,85
0,214286
110
74,85
0,25
110
75,1
0,285714
110
75,56
0,321429
110
75,65
0,357143
110
96,26
0,392857
110
96,26
0,428571
110
108,07
0,464286
110
110,22
0,5
110
111,16
0,535714
110
111,16
0,571429
110
111,61
0,607143
110
111,82
0,642857
110
111,91
0,678571
110
111,89
0,714286
110
111,89
0,75
110
111,86
0,785714
110
111,76
0,821429
110
111,66
0,857143
110
111,49
0,892857
110
111,49
0,928571
110
111,31
0,964286
111
111,16
1
111
110,95
1,038462
111
110,58
1,076923
111
110,16
1,115385
111
110,16
1,153846
111
109,69
1,192308
111
109,03
1,230769
111
108,23
1,269231
111
108,23
1,307692
111
107,41
1,346154
111
106,32
1,384615
111
105,19
1,423077
111
104,13
1,461538
111
104,13
1,5
111
103,06
1,538462
111
101,92
1,576923
111
100,68
1,615385
111
99,39
1,653846
111
99,39
1,692308
111
98,17
1,730769
111
96,91
1,769231
111
I18
95,63
1,807692
111
94,3
1,846154
111
94,3
1,884615
111
93,11
1,923077
111
91,82
1,961538
112
90,52
2
112
89,18
2,035714
112
89,18
2,071429
112
87,89
2,107143
112
86,6
2,142857
112
85,32
2,178571
112
85,32
2,214286
112
84,06
2,25
112
82,9
2,285714
112
81,82
2,321429
112
80,77
2,357143
112
79,73
2,392857
112
79,73
2,428571
112
78,83
2,464286
112
78,02
2,5
112
77,29
2,535714
112
76,66
2,571429
112
76,66
2,607143
112
76,09
2,642857
112
75,7
2,678571
112
75,41
2,714286
112
75,24
2,75
112
75,24
2,785714
112
75,13
2,821429
112
75,02
2,857143
112
I19
74,91
2,892857
112
74,91
2,928571
112
74,85
2,964286
113
74,75
3
113
74,64
3,038462
113
74,59
3,076923
113
74,59
3,115385
113
74,59
3,153846
113
74,53
3,192308
113
74,51
3,230769
113
74,55
3,269231
113
74,54
3,307692
113
74,54
3,346154
113
74,52
3,384615
113
74,49
3,423077
113
74,47
3,461538
113
74,47
3,5
113
74,43
3,538462
113
74,45
3,576923
113
74,46
3,615385
113
74,51
3,653846
113
74,51
3,692308
113
74,55
3,730769
113
74,66
3,769231
113
74,91
3,807692
113
75,05
3,846154
113
75,05
3,884615
113
75,02
3,923077
113
74,92
3,961538
114
74,87
4
114
I20
74,78
4,035714
114
74,68
4,071429
114
74,68
4,107143
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh grafik hubungan TTB dengan waktu peluruhan (t) sebagai berikut :
Gambar 4.3 Grafik Hubungan TTB dengan waktu peluruhan (t)
Dari grafik di atas, sapat disimpulkan bahwa pada detik-detik awal terjadi kenaikan TTB dan peluruhan. Adapun dari tabel 4.1 di atas, didapatkan nilai RT pada ruang P103 yaitu dengan cara menghitung selisih waktu peluruhan TTB tertinggi dengan TTB minimum.
RT = waktu peluruhan pada TTB 74.43 – waktu peluruhan pada TTB 111,91
RT = 3,538462 -  0,678571 =  2,85989 s

4.1.2       Hasil Simulasi

Pada P-3 dilakukan simulasi, yaitu untuk mendesain ruang perbaikan, agar RT yang didapat ideal, yaitu sebesar 0,8-1,2 sekon dengan cara menentukan material penyusun ruangan agar didapat hasil yang sesuai.
Gambar 4.4 Sketchup ruang P-103 tampak depan
I21
 









Gambar 4-2 merupakan desain ruang menggunakan software SketchUp untuk kelas P103 tampak depan.
Adapun daftar material yang digunakan pada saat simulasi yaitu :
Gambar 4.6 Grafik Reverberation Time
I22
Gambar 4.5 Menentukan Material pada Software Ease
 



























Berdasarkan hasil simulasi, diperoleh RT seperti ditunjukkan pada grafik diatas.
Adapun perhitungan RT dengan rumus adalah sebagai berikut :
Diketahui:
Volume ruangan (V)           = 184,4483 m3
Luas permukaan lantai (slantai)          = 56,1078 m2
Luas permukaan atap (satap)              = 56, 1078 m2
Luas permukaan dinding (sdinding)     = 92,5693 m2
I23
Luas permukaan pintu (spintu)            = 2,6934 m2
Luas permukaan kaca jendela (sjendela)           = 6,9246 m2
Luas permukaan papan tulis (spapan tulis)           = 5,4 m2
Koefisien absorpsi (α):
Kayu      = 0,07
Dinding  = 0,05
Lantai    = 0,03
Papan tulis            = 0,01
Kursi       = 0,23
Meja      = 0,23
Jumlah kursi : 41 buah
Jumlah meja : 1 buah
Maka,
RT60 = 0,161
RT60 = 0,161( )
RT60 = 0,161(9,291835)
RT60 = 1,495985

4.2          Pembahasan

I24
Pada percobaan akustik ini bertujuan untuk mengetahui reverberation time pada salah satu ruang kelas di jurusan Teknik Fisika. Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali, untuk menentukan waktu dengung dengan cara menghitung selisih waktu saat petasan meledak hingga TTB berkurang sekitar 60 dB. Dari tiga data yang didapat, praktikan hanya menggunakan data dari percobaan pertama dikarenakan pada percobaan kedua dan ketiga terjadi error berupa waktu pada pengambilan kedua dan ketiga tidak sama dengan waktu pada pengambilan data pertama yang mengakibatkan waktu dengung tidak dapat dihitung. Berdasar hasil pengolahan data pada percobaan pertama didapat waktu dengung sebesar 2,85989 s dengan penurunan TTB sebesar 37,43 dB yaitu berkurang dari saat petasan oveshoot  sebesar 111,91 hingga meluruh menjadi 74.43 dB. TTB minimum ini seharusnya sekitar 60 dB, sehingga sesuai dengan backround noise awal sebelum percobaan dilaksanakan, tetapi hasil minimum yang didapat praktikan dari Real Time Analyzer adalah  74.43 dB, sehingga TTB tidak benar-benar meluruh sebesar 60 dB. Hasil yang didapat tidak memenuhi nilai ideal ruang kelas yaitu sebesar 3 0,8-1,2 sekon. Hal tersebut dapat disebabkan oleh Sound Level Meter yang perlu di kalibrasi, error pada koneksi antara SLM dan software Real Time Analyzer, ketidak sejajaran alat praktikum, dan juga kurang telitanya praktikan dalam mengambil data pengukuran.
Berdasarkan  hasil simulasi diperoleh nilai RT sebesar  1,63 sekon pada frekuensi 500 Hz. RT hasil simulasi tidak sesuai dengan  RT ideal yaitu 0,8-1,2  sekon

















I25
 

BAB V

PENUTUP

5.1          Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum , antara lain :
a.       Berdasarkan hasil percobaan nilai Reverberation Time yang didapat sebesar 2,85989 detik, hasil tersebut tidak sesuai dengan standar ruang kelas yaitu sebesar 0,8 – 1,2 sekon.
b.       Berdasar hasil simulai, didapat nilai Reverberation Time  sebesar 1,63 detik pada frekuensi 500 Hz, hasil tersebut tidak sesuai dengan standar ruang kelas yaitu sebesar 0,8 – 1,2 sekon.

5.2          Saran

Setelah melakukan praktikum, kami berharap praktikum selanjutnya akan :
1.       Peralatan yang digunakan sebaiknnya memiliki kualitas yang baik, sehingga suara yang terdengar dapat terukur dan tercatat dengan baik.
2.       Sebaiknya praktikum dilakukan di ruangan kelas yang tertata rapih sehingga saat di simulasikan pada software tidak terdapat perbedaan posisi benda dalam ruangan
I27

 

DAFTAR PUSTAKA


Anonim. (2015). Modul Praktikum Akustik P-3 : Reverberation Time pada Ruang. Surabaya: Laboratorium Vibrasi dan Akustik Teknik Fisika ITS.
Ivii


LAMPIRAN

Resume Jurnal “Kajian Penerapan Prinsip-Prinsip Akustik Studi Kasus : Ruang Auditorium Multifungsi Gedung P1 dan P2 Universitas Kristen Petra
Andi Susanto, Jimmy Priatman, Christina E. Mediastika
Faktor yang berpengaruh dalam menentukan nyaman atau tidaknya suatu pertunjukan pada ruang auditorium multifungsi selain faktor visual ialah faktor akustik ruang. Kualitas akustik ruang auditorium multifungsi dapat tercapai apabila memperhitungkan beberapa parameter objektif diantaranya tingkat bising latar belakang (background noise level), waktu dengung (reverberation time), dan jangkauan bunyi (sound coverage). Agar dapat memenuhi parameter objektif tersebut, maka dapat dilakukan dengan cara menggunakan material lantai, dinding, dan plafon yang memiliki koefisien serap yang memadai  serta  dimensi  ruang  yang  sesuai.  Akan  lebih  efisien  dan  ekonomis,  apabila kualitas  akustik  ruang  auditorium  multifungsi  sudah  diperhitungkan  pada  fase  desain sebelum bangunan didirikan. Simulasi akustik ruang pada desain ruang auditorium multifungsi Gedung P1 dan P2 Universitas Kristen Petra akan dilakukan dengan bantuan software.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, ditemukan fakta bahwa perencanaan akustik yang kurang maksimal termasuk diantaranya akustik ruang, dapat memberikan dampak yang negatif bagi kenyamanan beraktifitas di dalam ruang. Mengetahui akan banyaknya dampak negatif yang dapat dikurangi apabila kualitas akustik ruang mampu dimaksimalkan dengan baik maka penulis melakukan penelitian ini. Pada penelitian kali ini, objeknya terbatas pada ruang auditorium multifungsi Gedung P1 dan P2 Universitas Kristen Petra yang berlokasi di Jalan Siwalankerto No. 121-131 Surabaya dikarenakan kurangnya penelitian  terhadakualitas  akustik  bangunan  pada  ruang  auditorium  multifungsi  di Indonesia.
Agar kualitas akustik dalam ruang dapat maksimal khususnya untuk ruang auditorium multifungsi, maka ada beberapa syarat menurut Leslie L. Doelle (1972) yang harus dipenuhi yang akan digunakan sebagai acuan pada penelitian ini, diantaranya ialah:
1.       Tingkat  nois  latar  belakang  (background  noise  level)  di  dalam  ruang  tidak  boleh melebihi ambang batas yang ditentukan.
2.       Tingkat kualitas pemantulan (reverberation time) harus dijaga agar suara yang berasal dari sumber dapat diterima dengan jelas oleh pendengar.
3.       Jangkauan bunyi (sound coverage) harus merata kepada semua penonton.
Adapun rekomendasi nilai Noise Criteria (NC) yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan standar yang berlaku di Inggris dan Amerika (ASHRAE) yaitu antara 25-30 agar dapat memenuhi kedua standar yang berlaku. RT untuk jenis speech auditorium disarankan berada pada 0-1 detik dengan RT 0,75 detik, sedangkan untuk music auditorium disarankan berada pada 1-2 detik dengan RT optimum 1,5 detik (Indrani, 2007). Bunyi harus dapat didengar oleh audiens secara merata pada setiap tempat duduk. Bunyi yang ideal untuk diterima oleh audiens berkisar antara 40-60 dB.
Penelitian dilakukan dengan cara studi literatur terlebih dahulu untuk menentukan standar- standar  akustik  yang  akan  digunakan  dan kemudian  dilakukan  pengumpulan  data  dan desain auditorium multifungsi Gedung P1 dan P2 UK Petra. Setelah itu, dilakukan pengukuran nois luar ruang pada auditorium Gedung W UK Petra yang akan digunakan sebagai acuan desain nois luar ruang pada auditorium multifungsi Gedung P1 dan P2 UK Petra dikarenakan kesamaan karakteristik fungsi ruang dan perkiraan noisnya. Analisa akustik pada penelitian ini menggunakan bantuan software ECOTECT untuk menganalisa prinsip-prinsip akustik yang digunakan pada penelitian ini yaitu RT, tingkat kekerasan bunyi, dan sound coverage pada ruang auditorium multifungsi. Penelitian ini tidak sebatas proses analisa dengan software terhadap desain awal saja, namun apabila desain awal tidak memenuhi prinsip-prinsip akustik yang digunakan sebagai acuan maka dilakukan perbaikan dan dilakukan proses analisa kembali. Setelah dilakukan berbagai analisis di berbagai area di gedung auditorium, didapatkan kesimpulan bahwa berdasarkan aspek akustik, ruang auditorium multifungsi Gedung P1 dan P2 UK Petra masih belum memenuhi prinsip-prinsip akustik apabila menggunakan material desain awal. Akan tetapi, setelah dilakukan perubahan dimensi plafon, penggantian material terhadap elemen dinding, lantai, dan plafon serta penambahan alat pengeras suara (speaker) baik secarterpusat  damenyebar  pada  area  panggung  dan  balkon,  ruang  auditorium multifungsi Gedung P1 dan P2 UK Petra sudah cukup memenuhi prinsip-prinsip akustik yang digunakan pada penelitian ini.

Pentingnya Reverberation Time sebagai Karakteristik Akustik Ruang
Reverberation Time penting untuk dijadikan acuan dalam mendesain akustik ruang karena RT berguna untuk kenyamanan kita saat menggunakan ruangan itu nantinya. Karena bayangkan jika kita tidak melakukan analisa terhadap RT, maka jika RT dari ruangan yang kita desain terlalu pendek, suasana ruangan juga akan terasa mati dan akan berdampak pada kenyamanan orang yang berada di dalam nya, sebaliknya jika RT nya terlalu panjang maka akan terjadi gema yang sangat panjang, sehingga kita juga pasti tidak akan nyaman untuk bercakap di dalam ruangan tersebut.
















Berikut adalah standar reverberation time pada beberapa ruang



No comments:

Post a Comment